Rabu, 24 November 2010

Lomba Sekolah Sehat Tumbuhkan Manusia Sehat

Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) menerima wakil dari 24 sekolah calon pemenang Lomba Sekolah Sehat tahun 2006. Lomba Sekolah Sehat (LSS) dilaksanakan sejak tahun 1991. Guna memberikan dorongan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) oleh instansi terkait di berbagai tingkatan administrasi.
Pesertanya adalah seluruh sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) Radhatul Alfat (RA), Sekolah Dasar (SD) Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)I Madrasah Tsanawiyah (MT) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA). Diharapkan lomba ini dapat mendorong Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) tingkat propinsi, kabupaten/kota, kecamaton don desa untuk meningkotkan mutu pelayanan UKS di seluruh sekolah di wilayah kerja mosing-masing.
UKS sendiri, adalah strategi penting untuk meningkatkan kesehatan anak usia prasekolah (TK) dan sekolah. Sekolah adalah kelompok masyarakat yang terorganisir dimana informasi dapat Iebih mudah disebarkan. Sesuai usia murid di trap tingkatan pendidikan, dapat ditanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya UKS dilakukan lewat Tri Program UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.
Kenapa sekolah memerlukan UKS? Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang. Keduanya, tak terpisahkan, merupakan bagian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau yang secara internasional disebut Human Development Index (HDI). Indikator ini memperlihatkan sebaik apa mutu sumber daya manusia di suatu negara. Bahkan, secara hukum kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan adalah hak anak, dan wajib dipenuhi oleh masyarakat dan negara.
Jumlah peserta didik yang mencapai 60 juta arcing rnenjadikan sekolah sebagai kekuatan kunci untuk memenuhi hak dan kebutuhan generasi muda Indonesia. UKS memiliki daya ungkit yang tinggi untuk rnenumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. UKS dapat pula dimanfaatkan untuk menjadi perpanjangan tangan bagi program-program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), pengobatan, promosi kesehatan, don berbagai upaya kesehatan lain.
Pelaksanaan UKS bertitik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Dukungan upaya kuratif dan rehabilitatif tentu diberikan oleh tenaga kesehatan yang terlibat dalam UKS. UKS dapat didukung atau dibina oleh Puskesmas. Untuk mendukung Puskesmas, Departemen Kesehatan telah mengembangkan konsep Pelayanan Kesehatan Perduli Remaja (PKPR) yang proaktif mendorong ketertibatan dan kemondirian remaja dalort; memelihara dan meningkatkan status kesehatannya. PKPR telah dilaksanakan sedikitnya di 20 propinsi dan akan terus dikembangkan secara bertahap hingga mencakup seluruh Indonesia.
Agar berhasil, pelaksanaan UKS juga harus memperhatikan perkembangon fisik dan psikologis murid sesuai usia dan tingkat pendidikan. Setiap tingkatan pendidikan memiliki kemampuan penyerapan, jenis masalah kesehatan, don jenis perilaku yang harus dibentuk. Untuk anak usia TK/RA dan SD/MI, PHBS dimulai dengan membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, serta membersihkan kuku dan rambut. Pada tingkat SMP/MT dan SMA/MA murid remaja antara lain berisiko terhadap penyalahgunaan Napza, kehamilan yang tidak diingini, abortus yang tidak aman, penyakit menular seksual, stress, dan trauma, Murid usia remaja perlu dibina agar manjalankan hidup sehat lewat pendidikan ketrampilan kehidupan sehari-hari (life-skill education).
Usaha kesehatan di sekolah bukanlah ranah kerja Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Kesehotan saja, tetapi merupakan upaya terpadu lintas program dan lintas sektor. Diperlukan kerjasama berbagi' program aon sektor terkait untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk PHBS pada anak usia sekolah. Keberhasilannya dapat juga ditentukan oleh dukungan Departemen Pendidikan Nosional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri. LSM, swasta dan dunia usaha juga tentu saja dapat berperan sesuai bidang masing-masing.
Menteri Kesehatan atas nama pimpinan Departemen Kesehatan sangat berterirna kasih atas upaya mandiri tanpa kenal lelah untuk kepentingan bersama. Menteri Kesehatan percaya bahwa sekembalinya wakil sekolah-sekolah pemenang LSS ke daerah asal, mereka akan lebih giat membina dan mengembangkon UKS di daerah. "Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh perwakilan para pemenang Lomba Sekolah Sehat baik dari tingkat TK/RA, SD/MI, SLTP/MT dan SMU/SMK/MA atas keberhasilan menjadi pemenang," begitu Menkes menutup sambutannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2146.
http://www.kapanlagi.com.html.

1 komentar: